Nuffnang

Monday 4 January 2016

Mengapa Wahabi tidak memusuhi Israel.

Mengapa Wahabi tidak memusuhi Israel.
Latar belakang dan sejarah Wahabi
1701 : Muhammad Bin Abdul Wahab dilahirkan di Uyainah Nejd.
1713 dan keatas : Pergi ke Basrah untuk menuntut ilmu, disana Muhammad Bin Abdul Wahab bertemu Mr. HEMPHER mata mata Inggris yang mengaku sebagai Muslim dari Turki yang punya misi mencari kelemahan untuk menghancurkan Khilafah Turki Otoman dari dalam.
●Hempher menggunakan Muhammad Bin Abdul Wahab sebagai boneka penyebaran mazhab baru yang “bebas” dengan dalih kebebasan IJTIHAD “mengkaji langsung dari Qur’an dan Hadis” walaupun menyelisihi pemahaman para sahabat, para imam mazhab yg 4 dan para ulama muktabar.
●Hempher menjanjikan dukungan dana dan senjata dari Inggris bagi Imam Mujtahid yang baru muncul ini.
●Tujuan utama Hempher adalah agar Muhammad Bin Abdul Wahab mencetuskan revolusi pemberontakan melepaskan diri terhadap Khilafah Islam Turki Ottoman.
Dengan agenda tersembunyi akan melakukan pemberontakan, dibangunlah doktrin2 baru untuk melegelasi tindakan kekerasan dan pembunuhan terhadap pejabat pemerintah Turki Ottoman dan semua orang yang tidak mendukung revolusi wahabi, yaitu :
Membuat ajaran baru yang mudah meng KAFIR kan kaum Muslimin, sebagai alasan untuk menghalalkan darahnya apabila tidak mau bergabung dengan gerakan Wahabi.
Di Basrah itulah dimulai ajaran-ajaran TAKFIR nya disebar luaskan. Tentu saja PERKARA BARU nya itu ditentang oleh ulama-ulama setempat.
1726 : Dakwah di Huraymilah dan menyebarkan Perkara Baru ajaran takfir nya, diusir oleh masyarakat setempat.
1728 : Dakwah di Uyainah, mendapat dukungan dari Amir Utsman penguasa Uyainah, mulai melakukan kerosakan dan pembongkaran kubah makam orang orang soleh. Tindakan dan ajarannya yang ekstrem mendapat kecaman dari penguasa wilayah yang lain.Akhirnya Amir Utsman menarik dukungannya dan mengusirnya.
Hempher yang selalu memback up dari belakang layar, akhirnya mengatur pertemuan dengan Muhammad Bin Su’ud penguasa Di’riyah.
1744 : Bergabung dengan Muhammad Bin Saud penguasa Di’riyah, semakin gencar menyebarkan doktrin2 WAHABI, dan mempraktekkan tindakan tindakan kekerasan dalam menerapkan dan memaksakan ajaran Wahabi.
1765 : Muhammad Bin Saud peguasa Di’riyah meninggal dunia, digantikan oleh Abdul Aziz bin Muhammad Al Saud.
1792 : Dengan sokongan senjata dan dana dari Inggris yang difasilitasi oleh Hempher, Revolusi Wahabi dibawah pimpinan Abdul Azis Bin Su’ud berhasil menguasi Riyadh, Kharj, dan Qasim di wilayah Arab Tengah
1793 : Muhammad Bin Abdul Wahab wafat
Mereka melanjutkan ekspansi ke timur ke Hasa, dan menghancurkan kekuasaan Banu Khalid di wilayah itu. Para pengikut Syi`ah di kawasan ini, yang jumlahnya cukup banyak, dipaksa untuk menyerah dan mengikuti Wahhabisme atau dibunuh.
1797 : Menyerbu Teluk Persia, Oman, Qatar, Bahrain.
1802 : Menyerbu Thaif, dilanjutkan menyerbu Karbala Irak, membunuh 2.000-an pengikut Syi`ah yang sedang bersehbahyang sambil merayakan Muharram. Dengan kemarahan yang tak terkontrol, mereka menghancurkan makam-makam Ali, Husayn, imam-imam Syi`ah, dan khususnya kepada makam puteri Nabi, Fatimah.
1803 : Menyerbu Mekkah
1804 : Menyerbu Madinah
Mereka membunuh syeikh dan orang awam yang tidak bersedia masuk Wahabi. Perhiasan,perabot mahal dan indah yang disumbangkan oleh raja dan pemimpin dari seluruh dunia Islam untuk memperindah makam wali di seputar Mekkah dan Madinah, makam Nabi, dan Masjidil Haram – dicuri dan dibahagikan.
Saat Mekah jatuh ke tangah Wahabi dunia Islam bergoncang terdengar khabar makam nabi telah dinodai dan dijarah, route jamaah haji ditutup, dan segala bentuk ibadat yang tidak sejalan dengan praktik Wahabi dilarang.
1806 : Abdul Aziz Bin Su’ud meninggal dunia digantikan Abdullah bin Sa’ud.
1811 : Turki Ottoman mulai mengirimkan pasukan untuk memadamkan revolusi pemberontakan kaum Wahabi.
1812 : Pasukan Turki Ottoman dari Mesir berhasil menguasai Madinah.
1815 : Kembali pasukan Turki Ottoman dari Mesir menyerbu : Riyadh, Mekkah dan Jeddah.
1818 : Di’riyah, ibukota pusat gerakan Revolusi pemberontakan Wahabi berhasil dikuasai pasukan Khilafah Islam Turki Ottoman. Pemimpin Wahabi saat itu Abdullah bin Sa’ud tertangkap, dibawa ke Istambul dan dihukum gantung sebagai pimpinan pemberontakan.
1821 : Tentera Khilafah Islam Turki Ottoman ditarik dari Arab
1824 : Turki Bin Abdullah yang bapanya dihukum gantung di Turki ,mengambil alih kepemimpinan kaum Wahabi menduduki Riyadh.
1830 : Meluaskan penaklukan ke daerah `Aridh, Kharj, Hotah, Mahmal, Sudayr Aflaj dan Hasa.
1834 : Turki bin Abdullah dibunuh oleh konspirasi internal keluarga Saud yang dipimpin oleh saudara sepupunya sendiri, yg diangkat sebagai walikota Manfuhah bernama Mishari. Setelah mengalami konflik antara sesama klan Saud, Faisal bin Turki berhasil naik menjadi Penguasa baru kaum Wahabi.
1837 : Faisal bin Turki Al Saud menolak membayar ufti ke Mesir, ditangkap oleh Otoritas Turki Ottoman dan dibawa ke Mesir.
1863 : Faisal bin Turki Al Saud berhasil melarikan diri dari Mesir, kembali berkuasa di Riyadh tapi tetap mengakui kekuasaan Khilafah Islam Turki Ottoman dan rutin membayar ufti ke Mesir.
1865 : Faisal bin Turki Al Saud meninggal, anak anak dari isteri isterinya terlibat perebutan kuasa.
1871 : Sa’ud bin Faisal keluar sebagai pemenang dan berkuasa memimpin teritorial kaum Wahabi.
1875 : Sa’ud bin Faisal meninggal, kembali terjadi perebutan kuasa.
1887 : Abdullah Al Saud meminta bantuan kepada Muhammad bin Rasyid penguasa Ha’il.Tentera Klan Rasyid membantu Abdullah dan berhasil menyingkirkan pesaing-pesaingnya akhirnya menangkap Abdullah dan menguasai Riyadh dengan menamakan sebagai wali dari Turki Ottoman.
1889 : Abdurrahman Al Saud, salah satu walikota dibawah kendalian Al Rasyid memberontak dan berhasil ditumpaskan Muhammad Bin Rasyid, Abdurrahman melarikan diri keluar dari Riyadh.
1893 : Abdurrahman Al Saud menetap di Kuwait dibawah perlindungan kekuasaan Klan Al Sabah dibawah protektorat Inggeris berdasarkan traktat tahun 1899.
1902 : Abdul Aziz bin Abdurrahman Al Saud merengek minta bantuan Inggeris berusaha merebut kekuasaan di Riyadh dari Klan Rasyid yang didukung Khilafah Turki Ottoman. Mulanya Inggeris meragukan kemampuan Abdul Aziz.Abdul Aziz meyakinkan Inggeris bahwa metodenya adalah murni dan gerakan politik militer akan 'membunuh semua' yang menentangnya, tidak perduli meskipun Muslim.
1906 : Abdul Aziz bin Abdurrahman Al Saud yang lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Saud dengan dukungan penuh dari Inggeris berhasil menguasai Qasim dekat pusat pemerintahan Klan Rasyid di Nejd.
1913 : Hasa yang banyak penganut SYIAH dikuasai. Ibn Sa`ud mengadakan perjanjian dengan ulama Syiah yang menetapkan bahwa Ibn Sa`ud akan memberikan mereka kebebasan menjalankan keyakinan mereka dengan syarat mereka patuh kepada Ibn Sa`ud. Pada saat yang sama, Syiah tetap dianggap Rafidlah sebagai kafir.
1915 : Ditengah kecamuk perang dunia pertama,tanggal 26 Disember 1915, Ibn Sa`ud menyepakati traktat dengan Inggeris. Berdasarkan traktat ini, pemerintah Inggeris mengakui kekuasaan Ibn Sa`ud atas Najd, Hasa, Qatif, Jubail, dan wilayah-wilayah yang tergabung di dalam keempat wilayah utama ini. Apabila wilayah-wilayah ini diserang, Inggris akan membantu Ibn Sa`ud. Traktat ini juga mendatangkan keuntungan material bagi Ibn Sa`ud. Ia mendapatkan 1000 senapan dan uang £20.000 setelah traktat ditandatangani. Selain itu, Ibn Sa`ud menerima subsidi bulanan £5.000 serta bantuan senjata dikirim secara teratur sampai tahun 1924.
Dokumen diatas menjelaskan sebagai imbalan bantuan dan pengakuan Inggris akan kekuasaannya, Ibn Sa`ud menyatakan tidak akan mengadakan perundingan dan membuat traktat dengan negara asing lainnya. Ibn Sa`ud juga tidak akan menyerang atau campur tangan di Kuwait,Bahrain,Qatar, dan Oman yang berada di bawah proteksi Inggeris. Ibn Saud juga berjanji membiarkan berdirinya negara Yahudi di Palestin yang dibida Inggeris.Traktat ini mengawali keterlibatan langsung Inggris di dalam politik Ibn Sa`ud.
1916 : Perjanjian penentuan batas wilayah. Komisioner tertinggi Inggeris Sir Percy Cox mengambil kertas dan pena menentukan batas wilayah kerajaan di Timur Tengah sebagai kerajaan nasional yang berdaulat dari Khilafah Turki Ottoman.
Sementara itu, saingan Ibn Sa`ud di Najd, Ibn Rasyid tetap bersekutu dengan Khilafah Usmaniah. Ketika Kesultanan Usmaniah kalah dalam Perang Dunia Pertama,kerjasama dengan Jerman klan Rasyidi kehilangan sekutu utama. Selain itu yang tidak kalah pentingnya Rasyidi dilanda persaingan internal di bidang suksesi. Perang antara Ibn Sa`ud dan Ibn Rasyid sendiri tetap berlangsung selama perang dunia pertama dan sesudahnya.
1917 : Menteri Luar Negeri Inggeris Arthur Balfour menerbitkan deklarasi Balfour kepada Lord Rothschild seorang aristocrat dan miliuner Yahudi tgl. 2 November 1917 menjanjikan berdirinya negara Yahudi di Palestin.
Pada tanggal 11 Disember 1917, Inggeris dibawah pimpinan Jenderal Edward Allenby menduduki Palestin.
1921 : Setelah berbulan bulan dikepung,tanggal 4 November 1921, Ha’il, ibukota Klan Rasyidi jatuh ke tangan Ibn Sa`ud yang dibantu Inggeris melalui dana dan persenjataan. Penduduk oasis subur di utara itu pun mengucapkan bay`ah ketundukan kepada Ibn Sa`ud.
1922 : Asir, wilayah di Hijaz selatan dikuasai Ibn Saud.
1924 : Mekkah dan Madinah dikuasai.
1925 : Jeddah dikuasai,pada tahun ini Ibnu Saud memproklamirkan diri sebagai Raja Hijaz.
1926 : Ibnu Saud memproklamirkan diri sebagai Raja Hijaz dan Sultan Najed. Agen intelejen Inggeris Harry St. John Pilby tinggal di Jeddah sebagai penasihat dan penghubung dengan pemerintah Inggeris. Pada tahun 1930 Philby resmi masuk menjadi anggota dewan penasihat pribadi Raja
1927 : Perjanjian umum Inggris-Arab Saudi yang ditandatangani di Jeddah (20 Mei 1927). Perjanjian itu, yang dirundingkan oleh Clayton, mempertegas pengakuan Inggris atas ‘kemerdekaan lengkap dan mutlak’ Ibnu Sa‘ud, hubungan non-agresi dan bersahabat, pengakuan Ibnu Sa‘ud atas kedudukan Inggris di Bahrain dan di keemiran Teluk, serta kerjasama dalam menghentikan perdagangan hamba. Dengan perlindungan Inggris ini, Abdul Aziz (yang dikenal dengan Ibnu Sa‘ud) merasa aman.
1928 : Suku Duwais yang tidak senang terhadap sikap politik Ibnu Saud yang terlalu pro Barat dan menyetujui berdirinya Israel di Palestin melakukan pemberontakan. Dengan bantuan angkatan udara Inggeris pengeboman dan penumpasan pemberontakan suku Duwaish dilakukan.
1932 : Ibnu Saud memproklamrikan berdirinya Kerajaan Saudi Arabia (Al-Mamlakah al-‘Arabiyah as-Su‘udiyah) dengan wilayah kekuasaan yang sampai sekarang ini dikenal sebagai Kerajaan Arab Saudi .
1933 : Ditemukan minyak di Wilayah Arab Saudi, Standart Oil Company dari California memperoleh konsesi selama 60 tahun. Perusahaan ini kemudian berubahmenjadi Arabian Oil Company pada 1934. Pada mulanya, pemerintah AS tidak begitu peduli Saudi. Namun, setelah melihat potensi besar minyak negara tersebut, AS dengan agresif berusaha merangkul Saudi.
1941 : Untuk kepentingan minyak, secara khusus wakil perusahaan Aramco, James A. Moffet, menjumpai Presiden Roosevelt (April 1941) mendorong pemerintah AS memberikan pinjaman hutang kepada Saudi. Hutang inilah kemudiannya menjerat negara tersebut menjadi ‘hamba’ AS. Pada tahun 1946, Bank Eksport Import AS memberikan pinjaman kepada Saudi sebesar $10 juta dolar. Tidak hanya itu, AS juga terlibat langsung dalam ‘membangunkan’ Saudi menjadi negara modern, antara lain dengan memberikan pinjaman sebesar $100 juta dolar untuk pembangunan jalan kereta api menghubungkan ibukota dengan pantai timur dan barat.Hutang ini kemudian semakin menjerat Saudi.
1943 : Konsesi mengizinkan AS menempatkan pangkalan militernya di Arab Saudi hingga sekarang.
1948 : Deklarasi berdirinya Israel pada 14 Mei 1948 dibacakan Perdana Menteri David Ben Gurion di Tel Aviv.
Proklamasi Israel itu ditentang oleh 5 negara Arab : Arab Saudi, Suriah, Mesir, Trans-Yordania, Lebanon dan Irak yang mengakibatkan pecahnya perang Arab-Israel pertama sepanjang tahun 1948 - 1949.
Namun perang ini adalah setengah hati kerana negara Arab sendiri terikat traktat dengan Inggeris melalui Perjanjian Penentuan Batas Wilayah yang ditentukan oleh Komisioner Tinggi Inggeris Sir Percy Cox tahun 1916.
Disamping itu adanya perjanjian para penguasa negara Arab - Inggeris untuk membiarkan berdirinya Israel di Palestina sebagai imbalan atas jasa Inggris yang telah membantu berkuasanya para Raja boneka Inggeris di negara Arab.
1953 : Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman Al Saud (Ibn Saud) meninggal digantikan oleh Raja Saud bin Abdul Aziz.
1956 : Perang Arab-Israel kedua, tentera Israel dibantu pasukan Inggeris dan Perancis menyerbu Mesir dan menduduki Sinai. Perang ini berlaku kerana Nasionalisasi Terusan SUEZ oleh pemerintahan Gamal Abdul Nasser dimana saham terbesar terusan SUEZ dimiliki oleh Inggeris dan Perancis.
1964 : Raja Saud meninggal digantikan oleh Faisal Bin Abdul Aziz.
1967 : Perang 'enam hari' Arab -Israel ketiga.Israel mula menyerang Mesir, Suriah dan Jordan, menyusul penarikan mundur pasukan PBB dari Sinai dan setelah Mesir menutup Teluk Aqoba. Dalam perang tersebut, Israel berhasil merebut Gurun Sinai, Tepi Barat, Jerusalem Timur, Jalur Gaza, dan dataran tinggi Golan. Dengan jatuhnya wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza ke tangan Israel seluruh wilayah yang di sediakan bagi negara Arab Palestina sesuai dengan rencana PBB, sekarang sudah di kuasai oleh Israel seluruhnya.
1973 : Perang 'Yomkhipur' Mesir merebut Sinai dan Syria merebut Dataran Tinggi Golan namun Israel dapat memukul balik. Negara Arab melakukan embargo minyak untuk menekan Israel dan negara barat yang mendukungnya.
1975 : Raja Faisal meninggal digantikan oleh Khalid bin Abdul Aziz.
1978 : Perjanjian Camp David, Israel mengembalikan Sinai kepada Mesir. Timbul polemik dan pro-kontra diantara negara2 Arab terkait nasib bangsa Palestin yang tidak menentu.
1982 : Raja Khalid meninggal digantikan oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz.
Israel menyerang Lebanon untuk mengamankan perbatasannya dengan Syria.
1987 : Gerakan Intifada, perlawanan bersenjata rakyat Palestina dibawah komando HAMAS salah satu faksi dari PLO.
1991 : Perang Teluk I, Amerika menyerang Irak yang mengaksasi Kuwait. Pasukan Amerika didatangkan ke Pangkalan militer AS di Dahran Arab Saudi.
Keluarga Saud mulai menamkan investasi yang besar di AS, khususnya pada perusahaan-perusahaan keluarga Bush.
dana sebesar 1,4 juta Dollar USD per tahun diberikan kerajaan Arab Saudi untuk menyokong kepemimpinan George W. Bush. Investasi sebesar 860 juta Dollar USD ditanam pemerintahan Arab Saudi di Amerika dan sebesar 300 juta triliun USD wang negara Arab Saudi disimpan di Bank AS
1996 : DR. Aidh Abdullah Al Qorni (penulis LA TAHZAN) dipenjara karena tulisannya yang mengkritik pemerintah.
2001 : Peristiwa 9/11 pengeboman WTC
2003 : Perang Teluk kedua, AS menyerbu dan menduduki Irak.
2005 : Raja Fahd meninggal, digantikan oleh Abdullah bin Abdul Azis.
Putra Mahkota Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz telah berumur 86 tahun dalam kondisi sakit-sakitan.
Bila putera Sultan meninggal dunia lebih dahulu dari Raja, yang dipersiapkan sebagai pengganti putera mahkota adalah menantu Raja Abdullah iaitu Putera Faisal Bin Abdullah.
Raja Abdullah mengganti beberapa pejabat teras pemerintahannya yang berideologi Wahhabi dengan orang-orang yang dianggap lebih toleran secara religi, berpikiran reformis dan dengan ikatan kerja yang dekat dengan raja.
●Permulaan Era Wahabi Liberal.
Penunjukkan Faisal bin Abdullah sebagai Menteri Pendidikan Arab Saudi memang tepat. Karena kementerian ini sebelumnya kurikulum yang memberi doktrin pada pelajar tentang ideologi kebencian dan kekerasan terhadap agama lain (Wahhabi). Mereka mengajarkan sebagai bagian dari perintah agama penanaman kebencian terhadap selainnya bahkan kepada Ahlu Sunnah dan Syiah. Seperti yang ditunjukkan Laporan Juli 2008, budaya kebencian terhadap non-Wahhabi masih tetap ada dalam buku-buku bacaan kajian Islam terbitan pemerintah Arab S
audi. Buku-buku bacaan ini diwajibkan di seluruh sekolah umum Arab Saudi dan mendominasi kurikulum Saudi dalam kelas-kelas yang lebih tinggi. Kementerian memuat isi teks ini secara penuh dalam situsnya dan penguasa Wahhabi mengirimnya gratis ke masjid-masjid dan sekolah-sekolah dan perpustakaan muslim di seluruh dunia.
Pangeran Faisal bin Abdullah yang dikenal pemikir dan moderat juga dikenal cakap dalam memeriksa kurikulum. Dan dikemudian hari kita akan menyaksikan di Arab Saudi yang lebih moderat (baca: sekuler).
Raja Abdullah juga menggantikan Kepala Dewan Mahkamah Agung, Sheikh Saleh al-Luhaidan, yang selama ini dituding menghalangi upaya reformasi dengan Saleh bin Humaid. Sheikh Luhaidan telah menduduki pos ini selama lebih dari 40 tahun. Selama ini Luhaidan amat terkenal karena beberapa kebijakan ”tegas” yang berpijak pada ajaran konservatif. Salah satu pernyataan tegas pernah diutarakan Luhaidan, September lalu, untuk menanggapi program-program di stasiun TV satelit. Menurut Luhaidan, pemilik stasiun TV satelit yang menayangkan program ”tidak bermoral” harus dibunuh.
Ia juga mengganti kepala polisi agama Muttawa, Sheikh Ibrahim Al-Ghaith, yang telah memimpin kampanye agresif di media massa bagi pelaksanaan keras adat-istiadat Islam dan menantang tokoh lain yang lebih liberal dalam pemerintah. Sheikh Ibrahim Al-Ghaith diganti dengan Abdul Azia bin Huamin yang lebih moderat.
Perubahan lain yang dilakukan oleh Raja Abdullah dengan menambah jumlah anggota Dewan Ulama dari 120 menjadi 150 anggota. Untuk pertama kalinya, Raja Abdullah menunjuk utusan dari empat sekolah hukum agama Islam Sunni di dalam Dewan Ulama. Sebelumnya hanya tokoh atau perwakilan dari sekolah-sekolah Hambali yang mendominasi di Dewan Ulama. Akibatnya, yang mendominasi di dewan itu hanya ajaran Wahhabi, versi Arab Saudi konservatif.
Raja Abdullah juga memerintahkan tiga tokoh Syiah Arab Saudi; Muhammad Al-Khanizi, Jamil Al-Khairi dan Said Al-Sheikh menjadi anggota di Dewan Ulama. Perintah ini dianalisa sebagai kemungkinan dikeluarkannya perintah Raja Abdullah kepada beberapa ulama Syiah untuk menjadi anggota Forum Ulama Islam negara Arab Saudi
Telah ada usaha dari Raja Abdullah untuk mereformasi kurikulum pendidikan Wahabi/salafi yang dianggap terlalu ekstrim dan menanamkan kebencian kepada kelompok lain.
© Sumber copy paste Google.Gua edit skit perkataan pelat indonesia ( link indonesia harap maklum).Perenggan last2 tu gua letih nak edit ..huhu

No comments:

Post a Comment

Klik